Manusia
dibentuk oleh suatu konstruksi sosial yaitu identitas yang melekat pada
tiap-tiap individu tersebut. Lalu bagaimana identitas itu terbentuk ? dan
kenapa identitas itu penting untuk dimiliki setiap individu? sebelumnya untuk
memulai pembahasan ini kita perlu mengetahui identitas itu sendiri karena untuk
melihat identitas tidak hanya sekedar tahu saja tapi juga harus memahami
sebenar-benarnya identitas. Karena sejatinya identitas merupakan suatu hal yang
common namun utama dalam kehidupan bersosial. Berdasarkan pendapat seorang ahli
Stella Ting Toomey identitas adalah refleksi diri atau cerminan diri yang berasal
dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Suatu identitas
muncul akibat refleksi dari diri sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri
kita. Identitas muncul akibat kontruksi sosial yang harus terpenuhi untuk
kepentingan kelompok yang terus terpolarisasi dari generasi ke generasi
sehingga membuat hal tersebut menjadi sebuah jati diri seseorang.
Jika
melihat berdasarkan sejarahnya identitas merupakan sebuah teori sosial yang
dikemukakan oleh henri tajfel dan john turner pada tahun 1979. Awalnya teori
tersebut di gunakan untuk memahami dasar psikologi individu dalam kelompok. Dimana
individu dalam suatu kelompok memiliki potensi untuk melakukan tindakan
diskriminasi terhadap individu lain. Seiring perkembangan zaman dan kemajemukan
sistem sosial teori mengenai identitas terus berkembang hingga menjadi sesuatu
yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sosial manusia. Tentunya dengan
perkembangan tersebut muncul berbagai macam dari identitas mulai dari identitas
seksual, identitas sifat/ psikologi, identitas agama, identitas nasional/
bangsa. Dari berbagai macam identitas tersebut kemudian muncul yang disebut
dengan hegemoni kelompok yang hal tersebut membuat perselisihan antar individu
antar kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Identitas
seakan sudah bertransformasi menjadi bagian dari diri manusia yang tidak
terpisahkan. Setiap individu sudah dapat dipastikan memiliki suatu identitas
dalam dirinya baik yang sudah dari lahir sampai dengan bentukan dari kontruksi
sosial. Suatu identitas berguna sebagai pengelompokan manusia kedalam
kotak-kotak yang sama dengan lainnya, sehingga lebih memudahkan untuk mengatur
untuk kepentingan tertentu, seperti halnya identitas suatu bangsa sejatinya
manusia adalah sama namun adanya identitas bangsa yang melekat berdasarkan dari
mana ia lahir, warna kulit apa dirinya, dan berbicara dalam bahasa membuat
manusia harus memiliki identitas dalam dirinya. Sejatinya jika melihat dari
perkembangan peradapan manusia hal itu terjadi akibat migrasi manusia ke benua
benua lain yang mengakibatkan mereka berevolusi menyesuaikan dengan tempat
mereka tinggal dan kemudian membentuk berbagai macam budaya mulai dari cara
untuk berkomunikasi yang memunculkan berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
Selalu
ada dua hal di dunia ini putih atau hitam, baik atau buruk. Begitu pula dengan
suatu identitas ini selalu memiliki dua sisi yang berbeda. Memiliki dampak yang
baik dan juga buruk, namun semua itu hanyalah persepsi diri manusia sendiri,
semua tergantung bagaimana manusia mengartikan hal tersebut. Identitas juga
salah satu konstruksi yang terbentuk dari berbagai persepsi manusia. Bagaimana
manusia melihat perbedaan satu sama lain yang kemudian memunculkan perspektif
pengelompokan antar manusia sesuai dengan kesamaannya. Entah kenapa kini
identitas yang mulanya hanya sebagai ciri khas namun kini sudah menjadi alat
propaganda dan perpecahan antar kelompok identitas yang fanatik. Di era
modernitas manusia semakin terkotak-kotak menjadi lebih khusus dan spesifik
sampai pada tingkat kepribadian tiap individunya. Yang awalnya diciptakan
secara general, sama dan setara semakin terperosok kedalam perbedaan yang
berpotensi pada pengelompokan antar individu. Konflik-konflik besar yang pernah
terjadi dalam skala nasional hingga international sebagian besar berlatar
belakang akibat identitas yang ekstrimis sehingga mmemunculkan gesekan konflik.
Perang
kerajaan romawi-yunani-persia hingga islam, perang dunia pertama, perang dunia
kedua, kemudian konflik-konflik lainnya. Yang semuanya hampir berawal dari
perbedaan identitas, ideologi ataupun pemahaman. Dari itu semua mengakibatkan
bencana yang amat luar biasa mulai dari bencana lingkungan, bencana ekonomi,
hingga bencana kemanusiaan. Manusia yang katanya sama dan setara harus
merenggut itu semua karena egoisme yang sangat sepele sekali. Identitas yang
awalnya dibentuk untuk suatu hal yang baik agar lebih efisien, efektif dan
terstruktur justru kini sudah menjadi
alat yang mematikan dan berpotensi menghancurkan peradapan. Oleh karena itu agar
tidak terulang kembali sejarah yang kelam di masa lalu, pemahaman untuk
menyikapi bentuk identitas harus benar terselesaikan sehingga tidak ada pesan
tersirat yang hanya separo terpahami. Identitas harus digunakan menjadi alat
pemersatu yang baik, bukan malah menjadi alat pemecah dan mencoba menunjukkan
identitas siapa yang paling baik. menunjukkan identitas sebagai bentuk
toleransi yang indah bahwa kita semua sama manusia namun memiliki ciri khas
pembeda yang saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain.
0 komentar: