Percaya
diri bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu bakat yang ada sejak mereka
lahir, kemudian terus tumbuh dengan baik seiring dengan keluarga dan
lingkungannya terbentuk, hal tersebut yang kemudian melahirkan anggapan
mengenai previllage yaitu suatu keadaan yang ada untuk menguntungkan seseorang
dalam menjalani kehidupan. Namun apa yang disebut kepercayaan diri tidak hanya
tumbuh dari situ, kepercayaan diri tumbuh dari berbagai sudut yang mungkin
terlupakan oleh sebagian orang. Dari sudut yang terlupakan banyak hal yang bisa
dikembangkan bahkan daripada yang sering diingat oleh banyak orang, karena dari
sudut-sudut itulah muncul suatu kepribadian yang tidak dimiliki oleh
orang-orang yang memiliki keuntungan/previlage. Keburuntungan yang tak dimiliki
berupa harta, lingkungan atau didikan yang terlahir dari lingkup terkecil
keluarga justru akan memunculkan keberuntungan-keberuntungan lainnya. Yaitu
suatu rasa percaya diri untuk terus berjuang, rasa percaya diri untuk pantang
menyerah dan percaya diri pada konsistensi dan kesabaran yang dalam.
Namun yang terjadi di abad modern
ini manusia seringkali tidak percaya diri, minder akan potensi yang dimiliki
didalam dirinya. Ibarat terdapat singa yang terlelap dalam dirinya namun tidak
berusaha untuk dibangunkan karena memang si singa sudah terpenjara dalam
kurungan yang disebut dengan tidak percayaan diri. Kurungan yang sangat kuat
dan mungkin kunci untuk membuka sudah hilang entah kemana. Itulah yang mungkin
dirasakan oleh sebagian banyak orang yang merasa bahwa dirinya tidak percaya
diri, bahwa dia tidak layak dalam suatu hal karena tidak memiliki keuntungan. Padahal
itu semua salah, sejatinya mereka adalah orang-orang yang lupa akan dirinya,
lupa menaruh kunci untuk membuka kurungan singa. Ia hanya lupa caranya untuk
percaya diri karena terus terusan dijatuhkan dan berada di lingkungan yang
kurang tepat. Namun padahal sebenarnya dia memiliki potensi yang mungkin tidak
dirinya duga. Itulah arti percaya pada diri sendiri. Percaya akan kemampuan dan
apa yang dimiliki pada dirinya. Dia hanya cukup untuk menemukan kunci dan
kemudian membukakan kurungan yang mengunci singa alias potensinya. Caranya hanya
simple, resapi kedalam dirimu, tanyakan pada dirimu dan pahami dirimu sendiri
apa yang dibutuhkan oleh diri sendiri, dan apa yang tidak mampu dilakukan oleh
diri sendiri, disitu kita akan tahu kunci apa yang harus digunakan. Jangan pernah
takut karena jika kita tidak mencoba trial and error maka kita tidak akan tahu
kombinasi kunci apa yang bisa membuka potensi dirimu.
0 komentar: