Dalam suatu
instansi baik instansi pemerintah ataupun non-pemerintah selalu ada struktur
tersendiri yang unik dan berperan dalam proses perkembangan maupun pengenalan
organisasi kepada masyarakat luas, yang mana peran tersebut selalu saja
diberikan pada divisi tersebut. yup, itu adalah public relation atau hubungan
masyarakat. Jika kalian tahu sebenarnya public relation atau umumnya disebut
humas ini tidak hanya berperan dalam pengenalan organisasi semata namun juga
memiliki jobs-jobs lain yang kadang juga tidak dipahami sebagian orang. Sebenarnya
secara general PR ini merupakan fungsi unik pada manajemen untuk mendukung
pembinaan dan membangun upaya saling menguntungkan melalui komunikasi agar
diperoleh pengertian, penerimaan dan kerjasama yang menguntungkan antara
organisasi dengan publik atau masyarakat. Seiring dengan perkembangan waktu
yang relative dan tidak konstan ini PR terus mengalami evolusi dari masa kemasa
karena tuntutan zaman dan nitizen PR berkembang mengikuti situasi dan kondisi
yang ada sehingga perannya kini juga menjadi tidak hanya menjadi penghubung
namun juga pengangkat status organisasi. Maksudnya adalah PR juga sebagai brand
ambassador suatu organisasi. Jika dilihat dari kacamata organisasi penambahan
tupoksi ini jika dilihat dari perkembangan organisasinya juga yang mulai
mencoba terbang dan PR inilah yang bertugas menjadi sayapnya. PR sendiri kini
harus mampu mengaktualisasi dirinya sendiri untuk hadir menjadi bagian dari
koalisi yang dominan dalam suatu organisasi.
Paradigma mengenai Public
relation terlalu banyak tersebar di masyarakat sehingga persepsi yang muncul
juga kadang tidak memiliki dasar yang factual. Oleh karena itu untuk mewujudkan
peran dan fungsi strategisnya harus melibatkan semua pihak yang terkait. Untuk
mengubah paradigma dan menyamakan persepsi mengenai substansi PR diperlukan
langkah-langkah yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap organisasi
terkhusus sebagai perencana dan pelaksanaan membangun hubungan yang intim
antara organisasi dengan publiknya dalam jangka Panjang. Sehingga reputasi
organisasi dan PR itu sendiri akan terus hidup dan berevolusi di tengah
masyarakat yang mulai pragmatis dan kritis ini. Jika sedikit mengutip kata-kata
dari Cicero yaitu :
“karena ada dua penguasa, kata cicero. Yang
satu berkuasa dengan kekuatan senjata. Ia menyebutnya imperator millitaris, dan
yang lainnya berkuasa dengan kekuatan kata. Ia menyebutnya imperator togatus.
Sebagaimana ucapan pada puisi di atas adalah satu bait puisi yang pernah
ditulis oleh cicero, bahwa seorang pejuang kebebasan berbicara, ia ingin agar
masyarakat memilh memecahkan persoalannya dengan kata bukan dengan senjata” -Cicero
Perkataan
cicero diatas menunjukkan bahwa peranan penting permainan kata dan negosiasi
bukanlah hal yang sepele. Ia menegaskan bahwa kata bisa lebih berbahaya dari
senjata maka dalam reposisi fungsi strategis public relation ini seorang humas
harus mampu berpikir objektif dengan paradigma sanguinis karena
sejatinya public relation diisi oleh orang-orang yang (optimis, aktif, santai
dan bersosial). Reposisi public relation tak lengkap jika tidak membahas pula
Seni dalam bernegosiasi, negosiasi selalu menjadi obrolan yang menarik dalam
dunia per humasan. Tidak hanya itu manusia yang kodratnya adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu sama lain tanpa sadar akan selalu menggunakan seni
negosiasi. Tapi apakah mereka sadar yang mereka lakukan adalah negosiasi ?
kebanyakan dari mereka tidak sadar. Oleh karena itu pemahaman akan negosiasi
tidak hanya penting dalam organisasi melainkan juga penting dalam kehidupan
sehari-hari manusia. Secara sederhana negosiasi adalah seni berkomunikasi dua
arah antara pihak pertama dengan pihak kedua atau ketiga. Yang nemanya
komunikasi antar manusia dengan karakter dan pemikiran yang pluralis tentunya
kadang juga menimbulkan konflik kepentingan. Oleh sebab itu posisi negosiasi
dalam komunikasi maupun public relation tidak boleh dilupakan.
Adanya negosiasi melalui
kemampuan verbal, gaya bicara, intonasi, ataupun gimik sebenarnya hal tersebut
sudah menunjukkan ciri-ciri untuk mempengaruhi orang lain agar setuju ataupun
mau mengikuti apa yang kita pikirkan. Posisi negosiasi dalam public relation
berperan penting gunan menunjang operasional organisasi selain untuk mencari
kerja sama dengan pihak luar, negosiator juga berperan untuk memberikan citra
baik dan menjalin hubungan dalam internal. Namun value sepenting ini kadang
juga dilupakan di dalam tupoksi public relation, sehingga perlu adanya reposisi
fungsi yang membuat fungsi public relation dalam suatu organisasi menjadi
strategis.
“Dalam
banyak ketukan lainnya akhir-akhir ini, ada lapisan humas yang harus Anda lalui
untuk sampai ke pembuat berita itu sendiri.” -Bob Schieffer
Perkataan
tokoh diatas menandakan bahwa posisi sebenarnya yang harus diambil public
relation adalah berada ditengah organisasi dan masyarakat. Sehingga public
relation ibaratnya haruslah netral tidak ke kiri ataupun ke kanan. Hal tersebut
nantinya akan membuat public relation akan lebih mudah diterima oleh public.
Kesimpulannya
:
Pada akhirnya peran signifikan
dalam public relation tak akan pernah lepas dengan kehidupan sosial
bermasyarakat sehingga apa yang harus dikerjakan juga harus melihat kondisi sosial
masyarakat sekitarnya, karena sebuah pinalti apabila dalam public relation
bergerak namun tidak mampu melihat kondisi lingkungan sekitarnya. Posisinya
yang strategis dalam struktur organisasi membuat public relation harus berkerja
ekstra dalam memahami apa yang sudah menjadi tujuan organisasi kemudian di
packing ulang dalam proses yang lebih friendly sehingga mampu diterima oleh
masyarakat luas. Nilai-nilai yang dijunjung bukan hanya nilai value untuk
internal organisasi semata namun juga memberikan impact positif terhadap
eksternal yang menjadi sasaran organisasi.
0 komentar: