Kamis, 17 Juni 2021

REPOSISI FUNGSI STRATEGIS PUBLIC RELATION

 

    Dalam suatu instansi baik instansi pemerintah ataupun non-pemerintah selalu ada struktur tersendiri yang unik dan berperan dalam proses perkembangan maupun pengenalan organisasi kepada masyarakat luas, yang mana peran tersebut selalu saja diberikan pada divisi tersebut. yup, itu adalah public relation atau hubungan masyarakat. Jika kalian tahu sebenarnya public relation atau umumnya disebut humas ini tidak hanya berperan dalam pengenalan organisasi semata namun juga memiliki jobs-jobs lain yang kadang juga tidak dipahami sebagian orang. Sebenarnya secara general PR ini merupakan fungsi unik pada manajemen untuk mendukung pembinaan dan membangun upaya saling menguntungkan melalui komunikasi agar diperoleh pengertian, penerimaan dan kerjasama yang menguntungkan antara organisasi dengan publik atau masyarakat. Seiring dengan perkembangan waktu yang relative dan tidak konstan ini PR terus mengalami evolusi dari masa kemasa karena tuntutan zaman dan nitizen PR berkembang mengikuti situasi dan kondisi yang ada sehingga perannya kini juga menjadi tidak hanya menjadi penghubung namun juga pengangkat status organisasi. Maksudnya adalah PR juga sebagai brand ambassador suatu organisasi. Jika dilihat dari kacamata organisasi penambahan tupoksi ini jika dilihat dari perkembangan organisasinya juga yang mulai mencoba terbang dan PR inilah yang bertugas menjadi sayapnya. PR sendiri kini harus mampu mengaktualisasi dirinya sendiri untuk hadir menjadi bagian dari koalisi yang dominan dalam suatu organisasi.

                Paradigma mengenai Public relation terlalu banyak tersebar di masyarakat sehingga persepsi yang muncul juga kadang tidak memiliki dasar yang factual. Oleh karena itu untuk mewujudkan peran dan fungsi strategisnya harus melibatkan semua pihak yang terkait. Untuk mengubah paradigma dan menyamakan persepsi mengenai substansi PR diperlukan langkah-langkah yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap organisasi terkhusus sebagai perencana dan pelaksanaan membangun hubungan yang intim antara organisasi dengan publiknya dalam jangka Panjang. Sehingga reputasi organisasi dan PR itu sendiri akan terus hidup dan berevolusi di tengah masyarakat yang mulai pragmatis dan kritis ini. Jika sedikit mengutip kata-kata dari Cicero yaitu :

“karena ada dua penguasa, kata cicero. Yang satu berkuasa dengan kekuatan senjata. Ia menyebutnya imperator millitaris, dan yang lainnya berkuasa dengan kekuatan kata. Ia menyebutnya imperator togatus. Sebagaimana ucapan pada puisi di atas adalah satu bait puisi yang pernah ditulis oleh cicero, bahwa seorang pejuang kebebasan berbicara, ia ingin agar masyarakat memilh memecahkan persoalannya dengan kata bukan dengan senjata” -Cicero

                Perkataan cicero diatas menunjukkan bahwa peranan penting permainan kata dan negosiasi bukanlah hal yang sepele. Ia menegaskan bahwa kata bisa lebih berbahaya dari senjata maka dalam reposisi fungsi strategis public relation ini seorang humas harus mampu berpikir objektif dengan paradigma sanguinis karena sejatinya public relation diisi oleh orang-orang yang (optimis, aktif, santai dan bersosial). Reposisi public relation tak lengkap jika tidak membahas pula Seni dalam bernegosiasi, negosiasi selalu menjadi obrolan yang menarik dalam dunia per humasan. Tidak hanya itu manusia yang kodratnya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain tanpa sadar akan selalu menggunakan seni negosiasi. Tapi apakah mereka sadar yang mereka lakukan adalah negosiasi ? kebanyakan dari mereka tidak sadar. Oleh karena itu pemahaman akan negosiasi tidak hanya penting dalam organisasi melainkan juga penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Secara sederhana negosiasi adalah seni berkomunikasi dua arah antara pihak pertama dengan pihak kedua atau ketiga. Yang nemanya komunikasi antar manusia dengan karakter dan pemikiran yang pluralis tentunya kadang juga menimbulkan konflik kepentingan. Oleh sebab itu posisi negosiasi dalam komunikasi maupun public relation tidak boleh dilupakan.

                Adanya negosiasi melalui kemampuan verbal, gaya bicara, intonasi, ataupun gimik sebenarnya hal tersebut sudah menunjukkan ciri-ciri untuk mempengaruhi orang lain agar setuju ataupun mau mengikuti apa yang kita pikirkan. Posisi negosiasi dalam public relation berperan penting gunan menunjang operasional organisasi selain untuk mencari kerja sama dengan pihak luar, negosiator juga berperan untuk memberikan citra baik dan menjalin hubungan dalam internal. Namun value sepenting ini kadang juga dilupakan di dalam tupoksi public relation, sehingga perlu adanya reposisi fungsi yang membuat fungsi public relation dalam suatu organisasi menjadi strategis.

“Dalam banyak ketukan lainnya akhir-akhir ini, ada lapisan humas yang harus Anda lalui untuk sampai ke pembuat berita itu sendiri.” -Bob Schieffer

                Perkataan tokoh diatas menandakan bahwa posisi sebenarnya yang harus diambil public relation adalah berada ditengah organisasi dan masyarakat. Sehingga public relation ibaratnya haruslah netral tidak ke kiri ataupun ke kanan. Hal tersebut nantinya akan membuat public relation akan lebih mudah diterima oleh public.

Kesimpulannya :

                Pada akhirnya peran signifikan dalam public relation tak akan pernah lepas dengan kehidupan sosial bermasyarakat sehingga apa yang harus dikerjakan juga harus melihat kondisi sosial masyarakat sekitarnya, karena sebuah pinalti apabila dalam public relation bergerak namun tidak mampu melihat kondisi lingkungan sekitarnya. Posisinya yang strategis dalam struktur organisasi membuat public relation harus berkerja ekstra dalam memahami apa yang sudah menjadi tujuan organisasi kemudian di packing ulang dalam proses yang lebih friendly sehingga mampu diterima oleh masyarakat luas. Nilai-nilai yang dijunjung bukan hanya nilai value untuk internal organisasi semata namun juga memberikan impact positif terhadap eksternal yang menjadi sasaran organisasi. 


Previous Post
Next Post

0 komentar: