baru baru ini dunia perpolitikan indonesia tengah ramai diperbincangkan karena pada desember akan dilaksanakan pilkada secara serentak. para tokoh masyarakat tengah gencar menyiapkan diri untuk ikut andil menjadi calon pemimpin daerah. partai-partai sibuk dengan calon yang akan diusungnya dan para calon sibuk juga cari muka ke masyarakat. tak hanya itu didunia maya banyak hal-hal aneh yang tengah trending mulai dari #kangbungkus sampek #prankqurbansampah. ya memang selera masyarakat kita saat ini suka yang aneh-aneh. kemarin sambil rebahan, saya tak sengaja menemukan berita di CNN Indonesia yang berjudul kira-kira begini "Gibran Berpotensi Lawan Kotak Kosong di Pilkada Solo". awalnya respon saya biasa-biasa saja toh indonesia adalah negara demokrasi siapa saja boleh mencalonkan diri. namun lama kelamaan pola berpikir saya mulai menerka-nerka kok mas gibran berpotensi lawan kotak kosong, apa maksudnya ?
kita semua tahu bahwa gibran adalah putra sulung dari presiden kita saat ini yaitu joko widodo. awalnya memang tak ada masalah mas gibran merebutkan kursi nomor 1 di kota solo, wong kita ini negara demokrasi suara rakyat yang menentukannya. tapi jika dipikir secara logika kok agak aneh aja, karena ini adalah politik dinasti atau politik yang diterapkan pada sistem kerajaan yang kekuasaan bisa diwariskan pada keturunannya. apalagi saat ini bapak jokowi masih aktif menjadi presiden RI, sebelum jadi presiden pak jokowi adalah gubernur jakarta dan walikota solo. Loh, dan sekarang anaknya mas gibran ingin meneruskan jabatan bapaknya di kursi nomor 1 solo. gibran diusung oleh partai PDIP yang juga pengusung bapaknya, pak jokowi. kemudian dipasangkan dengan teguh prakosa yang diusung oleh partai gerindra. yap, yang dulunya menjadi oposisi sekarang bersatu.
alasan CNN Indonesia mengatakan gibran berpotensi melawan kotak kosong adalah hampir semua partai politik di kota solo mendukung gibran dan teguh, selain itu juga bakal lawannya dari pihak independen Bagyo Wahyono dan Supardjo masih menghadapi kendala proses verifikasi faktual dari KPU solo. yahh, dilihat dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi potensi gibran sangat besar untuk menjadi bakal calon walikota solo terpilih yang dilawan aja kotak kosong dan pendukungnya juga banyak apalagi dengan gelar sang anak presiden. kotak kosong kita anggap saja sebagai ajang ceremonial konsestasi politik atau bahasa jowonya sebagai ramen-ramen. tapi semua tergantung apa kata rakyat lha wong mereka yang milih kok, tapi yang bikin saya ternga-nga (terheran-heran) adalah kok hampir semua partai dukung gibran ?? apa tak ada partai yang berani lawan gibran ?? atau masalah orang dalam karena gibran anak presiden ?? yahh, pepatah sekarang kan mengatakan kunci sukses itu ada 3 : usaha, doa, dan orang dalam.
kita doakan saja yang baik-baik, dan semoga lawan dari pihak independen tidak mendapat masalah dari KPU dan bisa maju lawan gibran. meskipun mungkin akan seperti lawan pemain figuran kalo dalam film. karena maju sebagai independen itu sangat kecil kemungkinannya. menjadi calon tunggal itu adalah menjadi ciri nilai demokrasi yang rusak. dengan majunya calon independen ini paling tidak akan tetap menjaga nilai-nilai demokrasi kita.
selama rebahan aku juga nonton serial anime Boruto. boruto adalah serial lanjutan dari seri naruto. boruto sendiri adalah anak dari naruto setelah menikah dengan hinata. dalam serial boruto ini syarat akan pelajaran kehidupan salah satunya soal politik juga. ngomongin soal politik, kayaknya gibran harus belajar pada boruto nih agar terhindar dari politik dinasti. Uzumaki Boruto sendiri adalah anak dari Hokage ke-7 yakni Uzumaki Naruto dan juga cucu dari Hokage ke-4 Namikaze Minato. memang tampak sangat tidak kontras membandingkan dunia nyata dengan fiksi 3 dimensi. namun jangan salah dalam fiksi pun penuh dengan pelajaran hidup dan etik dalam berpolitik pun juga diajarkan bahkan lebih baik dari dunia nyata sendiri. karena notabenenya fiksi adalah dunia yang utopis sesuai dengan pengarangnya. kembali pada topik utama, apasih yang harus dipelajari gibran pada boruto ??
pertama adalah tidak memanfaatkan kepopuleran ayahnya yang merupakan seorang hokage desa konoha. selain itu boruto juga tidak bercita-cita menjadi hokage melainkan ingin menjadi pembantu hokage dibalik layar seperti Uchiha Sasuke. belajar dari boruto yang bodo amat dengan kepopuleran ayahnya adalah pelajaran yang berharga bagi gibran yang memulai karir politiknya dengan politik dinasti. tidak hanya gibran tapi SEMUA politikus yang memanfaatkan KEPOPULERAN kerabatnya atau memanfaatkan ORANG DALAM.
saya sedikit mengambil penggalan lirik lagu dari bang Iwan Fals - Wakil Rakyat yang berbunyi begini "wakil rakyat adalah kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman-teman dekat apalagi sanak family". sekali lagi saya tekankan sah-sah saja gibran maju merebutkan kursi nomor 1 kota solo tapi jangan sampai ada permainan didalamnya kasian rakyat. seperti biasnya saya ada sedikit kata-kata filosofis sebagai penutup :
Jangan lah kau salahkan Pemerintah,
Mereka yang ada disana adalah pilihan Kita.
Demokrasi Bukan Kemenangan Bagi yang Terbaik, tapi Memenangkan yang Terbanyak.
0 komentar: