da dalam status quo karena kekosongan kekuasaan seusai ditinggal para prajurit dai nippon atau istilahnya de police (polisinil). Bisa dilihat bahwa status kemerdekaan kita masih kecil tak segagah burung garuda.
Garuda adalah raja burung yang
berasal dari keturunan Kasyapa dan Winata, salah seorang putri Daka.dengan
semangat garuda seluruh elemen masyarakat Indonesia terus menerus
memperjuangakan tanahnya ditangan para orang asing. Pertumpahan darah tentunya
bukan menjadi sesuatu yang dramitis disini. Mereka semua siap MATI ! YA MATI
untuk memperjuangkan hak kemerdekaannya. Begitu sangat mahalnya arti merdeka.
nyawa saja berani dibayarkan untuk sebuah merdeka fisik,
bagaimana dengan merdeka hati ? bukankah besar bayarannya untuk menebusnya dari
tangan belenggu keterkekangan. Manusia itu selalu terbelenggu, terdapat dinding
yang kokoh dan tinggi di dalamnya. Jadi hati merdeka apakah benar-benar ada ?
Ada beberapa hal yang menganggu dipikiran, siklus hidup
manusia itu sama halnya dengan makhluk hidup lain hewan, tumbuhan, mikroba,
amoeba, mereka sama dengan kita mereka lahir-tumbuh-lalu mati entah mati karena
dimangsa, seleksi alam atau karena faktor usia. Namun yang membedakan adalah
mereka jauh lebih bebas.
Yup, hewan saja mampu hidup secara bebas di alam liar
tapi manusia berbeda, manusia selalu terkekang semenjak manusia mampu
berkomunikasi dan bekerja sama satu sama lain. Kenapa ?
Karena manusia yang punya kecerdasan kognitif, kecerdasan
untuk mulai saling berinteraksi dan menjalin kerja sama. Emang hewan tidak
punya ya ? ya punya tapi tidak sekompleks sistem manusia.
Sejak awal dilahirkanpun manusia sudah tidak memiliki
kebebasan, lets say, kebebasan untuk memilih “dilahirkan atau tidak atau
dilahirkan di situasi tertentu” mustahil kan.
Yeah, orang dulu kala juga pernah berpikir demikian lalu
muncullah filosofi determinisme, dalam filosofi tersebut semua yang terjadi di
dunia itu pasti memiliki hukum sebab-akibat. Kalo di ibaratkan kalo ada asap
pasti ada api. Kalo A pasti juga B. Begitulah kira-kira.
Dari sini maka belum dapat diambil jawabannya, tapi
justru memunculkan pertanyaan. Jadi sebenernya manusia punya kebebasan tidak ?
hati yang merdeka apakah nyata atau hanya delusi dimimpi saja.
Tapi meskipun begitu adanya, merdeka atau tidak di lubuk hati
kudu tetep jalanin apa yang terjadi , optimis dengan yang akan datang dan
mengambil pelajaran dari yang lalu. Sesimple itu hidup.
Jadi dalam memperoleh hati merdeka nggak perlu iri dengan burung yang bebas
terbang kesana kemari di angkasa, ga perlu iri dengan ikan yang dapat menyusuri
luasnya samudera hingga ke palung. Namun bila itu semua disikapi dengan
pandangan yang positif maka burungpun tidak 100% merdeka dia sewaktu-waktu bisa
diburu pemangsa atau pemburu, di udara angina juga bertiup kencang, begitu pula
dengan ikan ada hiu disana, dilautan lepas yang maha luas tekanan justru lebih
berat dari permukaan. Tekanan di permukaan tidak seberat di air dan anginnya
tidak sekencang di udara, kan ? harusnya makhluk permukaan bersuka cita ia
hidup disini. Lalu artinya apa coba ? yup, semua punya porsi nya masing-masing.
Coba kamu jadi ikan ? mampu nggak, ya enggaklah
Menurutku, menurutmu, menurutnya atau menurut siapa
sajalah hati yang merdeka itu terletak dari cara pandang kita melihat dunia,
cara pandang untuk melihat suatu kejadian yang terjadi dan cara pandang kita
dalam menyikapi kejadian tersebut.
Bila kau mengartikan merdeka hanya sebatas waktu
proklamasi 17 agustus 1945, ya itu artinya kamu sudah merdeka.
Berbeda dengan yang mengartikan merdeka yang benar-benar
merdeka tanpa adanya kurungan, mereka adalah free will.
Tapi terlepas dari kesemua problematika hati yang merdeka
disitu ada sense yang tersirat, tanpa kebebasan mutlak-pun manusia dapat
menjalani kehidupan ini dengan apa adanya, gitu loh.
Seorang cewek manis pernah berkata “hidup ini memang
kejam tapi juga indah” karena sebenarnya belenggu terbesar manusia ya
pikirannya, Dia yang sebenarnya mengkontrol manusia. Berdasar dari filosofi
determinisme tadi apa yang kita lakuin akan selalu memiliki pengaruh
kedepannya.
Lalu apa yang harus solusinya ? ya seperti tadi, semua
dipengaruhi dari arah mana kamu memandangnya, dengan mentrigger pikiran, hati
untuk lakuin hal yang bermakna entah itu untuk diri sendiri atau orang
disekitar itu semua akan menjadikan diri sendiri merasa merdeka dan tanpa sadar
juga akan memerdekaan orang lain.
Jadi di akhir kata, hati merdeka itu yaaa, memerdekaan
orang lain sebanyak-banyaknya dengan begitu nilai merdekamu akan menyalur ke
orang lain dan orang lain pun juga nantinya akan memerdekaan orang lain lagi.
Dan siklus
pohon rindangpun terjadi.
0 komentar: