Minggu, 25 Juli 2021

Kemelud Pendakian Gunung Kelud (Potensi Pariwisata atau Urgensi Politik)

 

Plakat Selamat Datang Pendakian

            Gunung kelud yang berada di perbatasan tiga wilayah kabupaten kediri, kabupaten blitar dan kabupaten malang. Secara administratif gunung kelud berada di 35 km sebelah timur pusat kota kediri dan 25 km sebelah utara pusat kota blitar. Gunung kelud adalah gunung yang aktif dan merupakan salah satu gunung yang paling aktif di Indonesia. Secara geografi gunung kelud berada pada 7° 56' 00 LS dan 112° 18' 30 BT yang memiliki ketinggian 1731 mdpl. Gunung kelud membawa berkah tersendiri untuk warga disekitar lereng gunung kelud. Gunung kelud membawa berkah secara ekonomi dan sosial yang mana hal tersebut dapat dilihat pada sektor pariwisata melalui kanal wisata alam, kemudian di sekitar kaki gunung kelud juga membawa dampak pada kultur tanah yang subur sehingga tanaman dapat tumbuh subur, material yang terbawa dari puncak gunung kelud juga memberikan material bahan bangunan berupa pasir dan batu koral yang berguna untuk bangunan. Hal menarik disini yang ingin difokuskan adalah salah satu objek pariwisata gunung kelud melalui pendakian gunung kelud yang terdapat di wilayah kabupaten blitar. Saat ini untuk jalur pendakian secara resmi untuk menuju puncak gunung kelud masih tersedia 2 jalur yang berada di jalur pendakian Tulungrejo dan jalur pendakian Karangrejo. Kedua jalur memiliki ciri khasnya sendiri dan menawarkan keindahan gunung kelud dari sisi yang berbeda.

            Meskipun menawarkan konsep pariwisata yang sama namun anatara jalur tulungrejo dan karangrejo memiliki perbedaan pada harga karcis simaksi dan fasilitas yang disediakan. Pada jalur pendakian tulungrejo para pendaki harus membayar Rp.25.000 satu orang dan Rp.10.000 untuk parkir namun fasilitas yang ditawarkan juga terbilang worth it, mulai dari akses jalan menuju basecamp-area basecamp yang sudah cukup nyaman dan bagus area parkir luas-kemudian pada kaki gunung juga terdapat camp ground yang cocok untuk liburan keluarga. Mungkin masalah fasilitas dibahas itu dulu saja karena pada proses pendakian pada kebanyakan gunung kurang lebih sama lah ya. Kemudian di jalur pendakian yang kedua terdapat di karangrejo. Pada jalur pendakian via karangrejo sedikit berbeda dengan jalur melalui tulungrejo. Pasalnya di jalur via karangrejo basecamp pendakian terletak jauh dari pos 1 pendakian. Untuk para pendaki yang baru pertama kali mencoba melewati via karangrejo pasti akan merasakan keanehan karena posisi basecamp yang jauh dari jalur pendakian. Karena basecamp yang jauh inilah para pendaki mengharuskan dirinya berkendara ke pos 1 untuk memulai pendakian. Yang sangat disayangkan dari jalur pendakian via karangrejo ini adalah fasilitas pendukung dan akses jalan yang terbilang masih kurang. Untuk menuju pos 1 dari basecamp saja jarak yang harus ditempuh kurang lebih masih 8km dan sekitar 5km nya adalah jalanan bebatuan terjal, sehingga bagi para pendaki khususnya yang menggunakan mobil atau motor matic sangatlah kesusahan. Tempat parkir yang disediakanpun juga masih terbatas. Kendaraan diparkirakan di pos 1 dengan berbekal rantai besi yang menjadi keamanan kendaraan pendaki, tidak ada penjaga. Sehingga rawan sekali terjadi pencurian. Meskipun jalur yang ditawarkan pada pendakian via karangrajo terbilang nyaman dan landau untuk para pendaki pemula sampai pada pos 4. Namun kendala-kendala di awal yang membuat para pendaki ibaratnya sudah capek sebelum berpetualang.

            Berdasarkan informasi dari warga sekitar dan pengurus basecamp fasilitas yang tersedia di pendakian gunung kelud via karangrejo sebagaian besar adalah hasil swasembada masyarakat beberapa hibah komunitas pecinta alam. Mulai dari pembangunan pos selamat datang, plakat, sampai pada pos pendakian. Padahal jika dilihat dari posisi administrative daerah karangrejo sendiri bukanlah daerah tertinggal dan cukup dekat dengan pusat kabupaten blitar. Dengan potensi besar yang ada di wilayah karangrejo sangat disayangkan sekali apabila pengembangan wilayah karangrejo ini masih belum maksimal. Apabila pemerintah daerah setempat mampu fokus dalam hal pemberdayaan dan pembangunan fasilitas sekitar kaki gunung kelud saja sudah mampu menjadi pemasukan untuk APBD. Tentunya jika semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat saling mensuport maka hal tersebut dapat meningkatkan pamor kabupaten blitar. Karena jika dilihat-lihat kabupaten blitar sendiri dalam pariwisata sangatlah memprihatinkan padahal dengan berbagai destinasi yang ada di blitar sudah lebih dari cukup untuk menarik para wisatawan, asalkan pemerintah juga mau serius dalam hal pengembangan masyarakat dan pembangunan fasilitas yang menunjang pariwisata.

            Hal yang mendasar dikeluhkan wisatawan yang berkunjung ke blitar yang pertama sudah pasti adalah akses jalan yang kurang bagus dan fasilitas yang masih minim. Jika melihat pada akses jalan pendakian gunung kelud via karangrejo sudah dapat dipastikan wisatawan enggan untuk kembali lagi, karena jalur yang ada sangat jauh dari layak terlebih bagi mereka yang datang dari luar daerah. Berdasarkan informasi dari penduduk setempat “bahwa pada tahun sebelum 2014 akses jalan sudah lumayan bagus namun ketika terjadi letusan gunung kelud, jalan terjadi kerusakan dan sampai sekarang tidak pernah mendapatkan perbaikan” pada tahun 2018-2020 juga sempat ada wacana dilakukannya perbaikan jalan namun ketika terjadi regenerasi kepemimpinan kabupaten blitar berganti, dibarengi dengan musibah pandemic covid-19 wacana untuk memperbaiki jalan seolah terlupakan kembali. Kini pemerintah daerah memfokuskan anggaran untuk penanganan pandemi covid-19 yang kian memperburuk pembangunan akses jalan di wilayah blitar.

            Warga sekitar kaki gunung kelud via karangrejo kini harus berjuang mandiri untuk peningkatan wisata didaerahnya meski hanya dengan sesuatu yang seadanya. Para pendaki juga harus lebih bersabar menghadapi trek jalanan yang mengguncangkan perut, para petani sekitar kaki gunung juga harus ekstra hati hati agar hasil panen tidak jatuh porak poranda. Langkah kita masih Panjang dan perjuangan ini masih harus terus dilakukan jangan sampai semua acuh sampai pemerintah mengindahkan.

Bergeraklah perlahan namun jangan sampai berhenti merupakan filosofi para pendaki yang cocok juga diagungkan di jalur pendakian gunung kelud ini”.